Sabtu, 22 November 2014

Pentingnya menjaga AMANAH

Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya, (QS. Al-Mu’minun:8)
Selama ini banyak yang beranggapan bahwa amanah erat kaitannya dengan materi dan kekuasaan. Seorang pemimpin dapat disebut sebagai seorang yang menerima amanah dari rakyat untuk memimpin dan melayani kepentingan umat. Namun, amanah pun dapat dikaitkan dengan urusan-urusan yang sifatnya menunaikan terhadap sesuatu yang dititipkan atau dipercayakan. Hal ini senada dengan firman Allah SWT : “Sesungguhnya Allah memerintahkan kalian untuk menunaikan amanah-amanah kepada pemiliknya; dan apabila kalian menetapkan hukum di antara manusia hendaklah kalian menetapkan hukum dengan adil.” (An-Nisa: 58)

Amanah dan janji adalah gabungan tanggung jawab manusia yang dipikul dan dapat berupa perkara agama atau dunia, yang meliputi perbuatan dan ucapan. Ketika suatu amanah telah diberikan terkait suatu urusan, yang diberi amanah harus menunaikan amanahnya, sama halnya ketika seseorang diberikan amanah berupa harta yang banyak ataupun hanya sedikit. Seorang tadi harus mampu memenuhi amanahnya untuk mengelola harta tersebut sesuai dengan apa yang diamanah Islam dalam hal pengelolaan harta.Pun dengan suatu perkara yang sifatnya rahasia, ketika seseorang telah diberikan kepercayaan untuk menjaga rahasia saudaranya yang lain. Maka orang yang telah diberikan amanah tadi tidak diperbolehkan membuka rahasia saudaranya, ataupun mempercayakan rahasia tersebut kepada orang lain, walaupun orang lain tersebut sangat dapat dipercaya. Hal ini pernah dialami seorang kawan yang telah meng-amanahkan suatu rahasia kepada saudaranya yang lain. Ternyata orang yang diberikan amanah ini mempercayakan amanah tersebut kepada pihak lain yang ternyata tidak begitu pandai menjaga amanah, sehingga kawan saya tadi dipojokkan dan diintimidasi oleh pihak-pihak tertentu akibat bocornya rahasia tadi. Kewajiban menjaga amanah merupakan salah satu bagian dari iman. Sungguh dipertanyakan iman seseorang apabila dia tidak bisa menjaga amanah yang diberikan kepadanya. Selain dalam surat Al-Mu’minun ayat 8 yang saya sebutkan di awal tadi, Rasulullah SAW pun telah menjelaskan bahwa cirri-ciri orang munafik ada tiga diantaranya, “apabila bicara dia berdusta, apabila berjanji dia melanggar, apabila dipercaya mengkhianati” dari sini nampak jelas bahwa pentingnya menjaga amanah yang dipercayakan kepada kita, dan setiap amanah yang dipercayakan kepada kita apapun bentuknya (harta, tahta, jabatan, rahasia) kelak akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah SWT.
Itulah yang membuat Umar bin Khaththab selalu tidak bisa tidur nyenyak ketika diberikan amanah sebagai seorang Khalifah. Itulah yang membuat Umar bin Khaththab tidak henti-hentinya menangis dalam setiap shalat malamnya, padahal seluruh rakyatnya telah hidup dalam kesejahteraan dan kenyamanan sebagai wujud pemenuhan amanah yang dipikul oleh Umar. Ternyata Umar bin khaththab takut apabila dihari kiamat kelak Allah SWT meminta pertanggung jawaban darinya karena ada seekor keledai yang tergelincir karena ada lubang di jalan yang belum diperbaikinya. Umar merasa semua itu akan Allah mintai pertanggungjawabannya. Kesadaran seperti inilah seharusnya yang dimiliki oleh setiap muslim yang mendapatkan amanah untuk dijaga.
Untuk seseorang diluar sana yang belum bisa menjaga amanah dengan baik, ketahuilah bahwa setiap apa yang kita perbuat akan dimintai pertanggungjawabannya kelak dihadapan Allah SWT.
Sekedar ingatan buat kita semua yang terkadang sering lalai akan kewajiban menjaga amanah…